Nala cuma pengen ikut Umi

“umi umi umi, Nala (Nama panggilan Nabila) pengen difoto sama badut yang itu boleh ya ya? boleh ya umi ya? boleh kan?”

Rengek manja Nabila sambil mencengkram tangan ibunya dan menariknya kearah sosok badut yang ia lihat tidak jauh dihadapannya.. Umi pun tak bisa berkutik meladeni tingkah manja dan aktif Nabila, dengan penuh senyum Umi berkata:

“iya boleh sayang,, tapi sabar ya.. jangan lari-lari.. Umi sudah capek..”

Suasana di Taman Rekreasi kala itu sangat ramai dibanding hari-hari biasanya.

Ya, mungkin karena hari itu adalah akhir pekan dan bertepatan dengan hari libur panjang anak-anak Sekolah Dasar satelah pembagian buku laporan tahunan (Rapot) beberapa hari yang lalu.

Nampak sekali keceriaan dari para pengunjung taman rekreasi itu. Keceriaan itu pun sangat terpancar dan nampak jelas terlihat dari wajah Nabila.


Nabila adalah seorang anak berusia 7 tahun. Dia baru saja naik ke kelas 2 SD dengan prestasi yang membanggakan, dia mendapat ranking 1 dan memperoleh hadiah dari sekolah karena menjadi ‘murid teladan’. Dia anak yang sangat cantik, manis, pintar, aktif, lucu, dan dia mempunyai kelebihan yaitu suka berbicara dengan pemikiran lebih dewasa dari umurnya yang tergolong masih sangat belia. Banyak sekali orang yang suka pada sosok Nabila yang lucu dan cerdas itu. Tingkahnya sangat menggemaskan bagi siapapun yang melihatnya.

Nabila adalah anak satu-satunya, pantaslah Umi sangat menyayanginya.

“Umi.. umi.. umi.. Nala harus bergaya gimana nih?”

“apa begini aja?” ucap Nabila sambil memeluk badut itu dari depan.

Sontak saja sang badut pun ‘tersenyum’ melihat tingkah lucu Nabila yang tiba-tiba memeluknya dari depan dengan wajah yang tulus dan tanpa dosa itu.

“Jangan begitu Nala, nanti yang kelihatan di kamera itu cuma punggung Nala saja, nanti wajah Nala gak kelihatan dong di kamera? Nanti jelek jadinya…” Jawab Umi dengan nada yang dibuat khas nada anak-anak.

“Terus gimana donk Umiii? Kasih tau dong Umii? Nala kan gak tau?” ucap Nala sambil melepaskan pelukannya dari sang badut dan berbalik badan kearah Umi sambil memasang wajah cemberut yang dibuat-buat.

Umi tersenyum melihat tingkah Nala yang sangat lucu itu..

“Yaudah, begini saja, Nala berdiri disamping badut itu sambil memegang tangan badut itu yaaah” ucap Umi

“Iya Umi..” Nala langsung pindah posisi ke samping badut itu dan menggenggam sangat erat tangan sang badut dengan kedua tangannya, seolah takut kehilangan sang badut itu.

“Nala, pegang tangan badutnya pake satu tangan saja, badutnya ga akan kabur ko..
hehe” ucap Umi sambil tidak bisa menahan tawa melihat tingkah Nabila itu.

“Ah, Umi mah cerewet ah,, iya deh nih Nala pegang badutnya pake satu tangan” jawab Nala sambil memasang wajah cemberut yang dibuat-buat lagi.

“Nala jangan cemberut dong, nanti wajah nala jelek, tuh liat Om Badut aja tersenyum terus, Nala juga tersenyum ya…?” Bujuk Umi kepada Nabila

“iya deh Umi” Jawab Nabila sambil merubah raut wajahnya. Nampak sangat manis sekali wajahnya ketika tersenyum.

“Siap ya Nala” Ucap Umi..

“satu……dua……TIGA”

Nabila kaget, mendadak suasana menjadi sangat gelap, bahkan ia tidak bisa melihat apa-apa,

“Umiii.. Umii.. Umii… Umi dimana?” Nabila berteriak ditengah kegelapan itu..

“Umii, Nala takut gelap… Umi dimana, Nala takut.. Nala takut… Umii” kali ini Nala berbicara sambil menangis karena memang Nala takut sama gelap.

dia berjalan terus diantara kegelapan, sambil menangis dan memanggil-manggil Umi.
Tiba-tiba ditengah kegelapan itu ia melihat Uminya tergeletak dihadapannya, bajunya berlumur darah, dan wajah Umi pun nampak pucat dan berlumur darah yang mengalir dari kepala dibalik jilbab yang ia kenakan.

Melihat keadaan itu, Nabila menangis keras sambil memeluk Umi nya..

“Umi kenapa Umi.. Umi bangun umi.. Umi bangun umi…”

Nabila menangis tersedu-sedu sambil memeluk Umi nya, namun Umi tetap tergeletak dan tidak bergerak.

Nabila terus menangis, sambil memeluk dan memanggil “Umii.. Umii… Umii..”

Tiba-tiba ditengah kegelapan itu ada suara-suara yang memanggil,

“Nala….”

“Nala…”

“Nabila..”

“Nabilaa…”

suara-suara itu sangat jelas terdengar oleh Nabila, namun ia tidak tau darimana suara itu berasal.

Perlahan-lahan Nabila membuka matanya, dan ia melihat suasana kembali terang,penglihatannya masih kabur. Dia menengok ke kanan, nampak ada seorang perempuan yang tersenyum kepadanya, wajahnya mirip sekali dengan wajah Umi.. ia melihat ke tangan kanannya, nampak ada selang infus yang menancap di tangan kanannya yang mungil itu.

“Umii…” ucap Nabila dengan nada lemas..

“Bukan Nala, ini tante” Jawab perempuan itu dengan nada yang lembut..

“Alhamdulillah, Nala bangun juga” ucap tante..

“Umi dimana tante? Umi dimana? Nala tadi mimpi buruk tante.. Umi dimana tante? Nala sekarang ada dimana?”

“Tante,, Nala takut gelap tante,, Nala takut” ucap Nala sambil menangis tersedu-sedu karena memngingat kejadian dalam mimpinya tadi..

Melihat Nabila menangis, perempuan yang ada disamping Nabila itu pun tak kuat membendung air matanya.. Wajahnya yang nampak sembab karena tiga hari terahir sering menangis terus-menerus kini tambah sembab lagi karena mendengar ucap lirih Nala sambil menangis itu.

“Nala.. Nala tenang dulu ya… Ada tante disini.. Nala gak sendirian lagi sekarang”

“Nala lagi di umah sakit sekarang.. Umi Nala ada ko baik-baik saja..” Ucap perempuan itu dengan nada lirih sambil memeluk Nabila.

“Umi mana tante?” ucap Nabila..

“Umi ada sayang.. Umi baik-baik saja” saat mengucap itu, air mata tante tak terbendung lagi, air matanya keluar deras. wajahnya nampak sangat sedih.

Rasa sedih itu makin besar terasa di benak perempuan itu (tante Nabila), ia menangis tersedu-sedu sambil memeluk Nabila. Ia tak percaya kenapa kejadian itu menimpa kakaknya (Umi nya Nabila), kejadian yang membuatnya menangis terus-menerus dalam tiga hari terahir.

Ia tak percaya ketika 3 hari lalu ia mendapat kabar dari Rumah Sakit bahwa mobil yang ditumpangi Abi (Ayahnya Nabila), Umi, dan Nabila itu kecelakaan setelah tertabrak oleh kendaraan lain dalam perjalanan menuju Taman Rekreasi.

Dan iapun langsung menangis tersedu-sedu, ketika mendapat kabar bahwa Nyawa Umi dan Abi (Ibu dan ayah Nabila) tidak bisa terselamatkan lagi. Dan ia diberitahu oleh pihak rumah sakit bahwa Anak kecil yang ada di mobil itu (Nabila) dalam keadaan sangat kritis di Ruang UGD.

Semenjak hari itu, tante Nabila selalu setia menunggu Nala di ruang UGD, ia bahkan tidak bisa tidur karena rasa sedih itu terus menerus menghampirinya.

Nabila sudah tidak menagis lagi, dengan nada lirih ia mulai berkata-kata:

“Tante, umi mana?” ucap Nala..

“Ada Nala, tapi Umi lagi pergi dulu.. untuk sementara Tante bakal nemenin Nala” jawab tante sambil menahan tangis..

“Oia, Nala pengen apa? Nala pengen dibeliin coklat ga? tante beliin ya? Nala kan suka coklat..” ucap tante mengalihkan tema pembicaraan..

“ngga tante,, Nala cuma pengen ketemu Umi, emang Umi pergi kemana Tante? Nala pengen nyusul Umi.. Nala kangen sama Umi…” ucap Nabila.

Setelah mendengar ucapan itu tante pun tak mampu lagi menahan air mata yang sekuat tenaga ia tahan agar tidak keluar.

“Tante kenapa menangis?” ucap Nala..

“gak.. gak.. apa.. apa .. ko… Sayang” Tante menjawab pertanyaan Nabila dengan nada tersedu-sedu karena bercampur tangis.

“Tante… Nala capek… Nala pengen tidur dulu ya?” ucap Nala

“Ia Nala, tidur saja kalau capek, tante bakal nungguin Nala disini” jawab tante
sambil tersenyum dengan wajah lemas Nala pun mulai memejamkan matanya, tidak berapa lama kemudian Nala nampak tertidur..

Dalam tidurnya itu, tibatiba Nala melihat sesosok perempuan yang memakai pakaian serba putih menghampirinya dari jauh, suasanapun berubah menjadi serba putih..

Sosok perempuan itu terus mendekat, barulah Nabila menyadari bahwa sosok perempuan itu adalah Umi nya, dengan penuh senyum Umi nya mendekat kepada Nabila.. Sambil berlari kegirangan Nabila berlari kearah Umi nya yang mendekat kearahnya itu dan kemudian memeluknya sambil menangis..

“Umi kemana aja? Nala kangen sama Umi” ucap Nabila sambil menangis bahagia karena bisa bertemu Umi nya lagi.

“Umi jangan tinggalain Nala lagi ya..”

“Umi ajak Nala kalau Umi mau pergi”

“Nala janji, Nala ga bakal bawel deh, Nala ga bakal Nakal, Nala bakal nurut sama Umi, asal Umi ajak Nala..”

“Umi jangan tinggalin Nala lagi ya Umi, janji ya Umi”

“Nala kangeeeeen sama Umi”

“Nala pengen ikut kemana Umi pergi,, kata tante Umi pergi, tapi kenapa Umi ga ajak Nala?”

“Nala pengen ikut Umi..” ucap Nabila sambil terus menangis dalam pelukan Umi..

dengan penuh senyum Umi mulai menanggapi ucapan Nala:

“Nala, Nala ga usah khawatir, Umi memang datang kesini untuk menjemput Nala”

“Maafkan Umi ya karena Umi sudah meninggalkan Nala sendirian.. Tapi mulai sekarang, Umi ga akan ninggalin Nala lagi, kita akan bahagia selamanya sayang..”

“Nala bener kan mau kan ikut sama Umi?” Tanya Umi kepada Nala dengan wajah yang berseri-seri

“Iya Umi, Nala mau ikut umi”

“gak ada lagi keinginan Nala.. NALA CUMA MAU IKUT UMI..” jawab Nala dengan tersenyum. :)

oleh: Aufi_Scarlet

Artikel Terkait:

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, dengan PILIH DULU SALAH SATU OPSI DARI "SELECT PROFIL" atau "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" :)