Resume Ekologi Hutan Tropika

Kelimpahan tumbuhan merambat di selatan hutan hujan beriklim sedang:

Akibat karakteristik pohon inang atau ketersediaan cahaya?

RESUME

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mandiri mata kuliah

Ekologi hutan tropika

clip_image002

OLEH

Yudi Suryadi

208700618

BIOLOGI/VI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2011


PENDAHULUAN

tumbuhan merambat (vines) adalah konstituen khas dari hutan hujan tropis dan pola distribusi dan kelimpahannya telah dipelajari terutama dalam study hutan hujan tropis. Beberapa penelitian yang telah dilakukan di hutan tropis melaporkan bahwa tumbuhan merambats umumnya ada di celah kanopi atau pada tepi hutan. Tetapi pola ini belum pasti. Selain itu, ketersediaan cahaya tampaknya tidak mempengaruhi distribusi tumbuhan merambat dan kelimpahan di hutan hujan beriklim sedang. Ada beberapa bukti menunjukkan bahwa tumbuhan merambat mendominasi di hutan tropis dan hutan beriklim sedang. Beberapa penulis menganggap bahwa pola ini bisa berkaitan dengan perubahan iklim dan dengan demikian perlu pemahaman untuk memahami faktor-faktor yang menentukan distribusi tumbuhan merambat dan kelimpahannya. Sebuah penelitian yang dilakukan di selatan hutan afrika dan studi geografis yang luas di hutan Neotropical menyimpulkan bahwa ketersediaan pohon inang dan karakteristik mereka mungkin lebih penting daripada faktor-faktor abiotik dalamkeberlangsungan hidup liana (merambat kayu).

Kehidupan Tumbuhan merambat tergantung pada ketersediaan faktor eksternal untuk mencapai lapisan atas hutan agar dapat meningkatkan penyerapan cahaya. Setelah menemukan dukungan dan merambat ke pohon, tumbuhan merambat menunjukkan perubahan fenotip yang mengakibatkan peningkatan dalam laju pertumbuhan mereka dan akhirnya tumbuh lebih besar dan berreproduksi ketika pertumbuhan tidak didukung lagi. Pohon mungkin saja berbeda dalam kecocokan mereka untuk pertumbuhan tumbuhan merambat mungkin karena cirri-ciri spesifik seperti kulit atau yang lebih umum yaitu faktor diameter batang dan panjang batang. Kesesuaian dukungan juga bervariasi dengan mekanisme rambatan naik, terutama disebabkan hambatan biomekanik.

Penelitian ini direplikasi di dua lokasi di hutan hujan cemara beriklim sedang di selatan Amerika dan memiliki tiga tujuan. Pertama, peneliti menguji apakah tumbuhan merambats ada lebih umum di lingkungan yang terkena cahaya. peneliti telah menghitung kelimpahan tumbuhan merambat di tiga tempat: hutan dewasa yang tertutup kanopi, tepi hutan dan treefall canopy gaps. Dalam analisis ini kita menghitung perbedaan ketersediaan pohon pendukung di setiap lingkungan cahaya. Berdasarkan bukti awal di lokasi penelitian yang sama(Gianoli et al. 2010), peneliti memberi hipotesis bahwa kelimpahan tumbuhan merambat tidak akan secara berbeda signifikan di tiga tempat penelitian. Kedua, kita mengevaluasi apakah spesies pohon inang berbeda dalam kesuksesan pertumbuhan tumbuhan merambat. Atau, beban tumbuhan merambat mungkin ada yang terkait dengan sifat pohon umum seperti diameter batang. Ketiga, peneliti membahas hubungan diameter batang pohon dan kelimpahan relatif tumbuhan merambat dalam mekanisme merambat mereka. Peneliti member hipotesis bahwa kelimpahan relatif batang tumbuhan merambat berkurang seiring dengan berkembangnya diameter batang pohon inang.

METODE

penelitian ini dilakukan di dua lokasi di hutan hujan beriklim sedang di amerika Selatan. Tempat pertama berlokasi di Puyehue National Park di sebelah barat Andes, diselatan Chile. Lokasi kedua berada dekat ddanau Pastahue di Piuchen, Pulau Chiloe. Sampling dilakukan dengan membuat 60 plot-plot kecil berukuran 5mX5m, dengan 20 plot disetiap lokasi penelitian.

Peneliti melakukan analisis awal untuk memverifikasi bahwa kedua lokasi penelitian sangat mirip dalam aspek komunitas agarpenyatuan data dapat sesuai. Hutan Puyehue dan Pastahue tidak berbeda terutama diameter batang (berdasarkan uji oneway anova) dan kelimpahan tumbuhan merambat (berdasarkan uji oneway anova). Komposisi komunitas dari tumbuhan merambat sangat sama diantara kedua lokasi.

Untuk keakuratan penghitungan dari ketersediaan cahaya dengan kelimpahan tumbuhan merambat dalam plot, analisis dicatat bahwa fakta jumlah dan ukuran potensi pendukung (pohon inang) bervariasi dengan cahaya yang dapat mempengaruhi variabel respon. Akibatnya, peneliti melakukan ANCOVA ditingkat plot (faktor utama: lingkungan cahaya; ketergantungan: kelimpahan tumbuhan merambat; kovariat: jumlah pohon inang dan basal area pohon). Peneliti juga memeriksa perbedaan-perbedaan dalam prevalensi pertumbuhan tumbuhan merambat di antara jenis pohon inang (factor utama), memperhitungkan kelimpahan pohon relatif.

untuk menentukan hubungan antara batang pohon inang dan kelimpahan tumbuhan merambat dalam mekanisme merambatnya, peneliti memisahkan regresi linear antara kelimpahan relatif dari tipe tumbuhan merambat dan diameter tingkatan pohon inang (0-5, 5-10, 10-15, 15-20, 20-25 and425 cm). peneliti menggunakan kelimpahan relatif tumbuhan merambat bukan kepadatan tumbuhan merambat sebagai variable dependen. Hal ini dilakukan untuk menghindari pola nyatadari asosiasi positif dengan diameter batang untuk semua jenis tumbuhan merambat. Secara keseluruhan, kelimpahan tumbuhan merambat akan meningkat seiring dengan pembesaran batang pohon inang.

HASIL

Dalam 0,15 ha hutan hujan beriklim sedang (60 bidang; 25) Ada 2404 individu dari 11 spesies tumbuhan merambat yang merambat pohon (Tabel 1). Tumbuhan merambats menunjukkan tiga mekanisme merambat secara umum: stem twiners, adhesive climber (both root and tendril climbers) dan scandent plant. Peneliti menggunakan sampel 2133 pohondengan tinggi >1.50 m dari26 spesies (table 2). sampling ini termasuk 120 dari empat semak-semak, satu pakis dan satu Spesies bamboo (Table 2).clip_image004clip_image006

Hasil dari ANCOVA mengindikasikan bahwa jumlah dan ukuran pohon inang yang telah dicatat menunjukkan bahwa keteersediaan cahaya tidak memberikan pengaruh pada kelimpahan tumbuhan merambat.

Seperti yang diharapkan, ada hubungan yang signifikan antara keseluruhan kelimpahan tumbuhan merambat dan diameter batang pohon inang. Lebih terkait dengan hipotesis yang diuji, peneliti menemukan bahwakelimpahan relatif batang twiners menurun dengan berkembangnya batang diameter pohon inang. Terjadi kelimpahan relatif antara adhesive climber dengan peningkatan diameter batang pohon inang.



Artikel Terkait:

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, dengan PILIH DULU SALAH SATU OPSI DARI "SELECT PROFIL" atau "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" :)