ATTENTION ! ! !
ini adalah sebuah tulisan luar biasa dari Muslimah inggris yang mengungkapkan fakta-fakta terselubung dibalik sebuah konsep tentang KECANTIKAN, dan merupakan tulisan lanjutan dari artikel ini !!!
Tampak jelas bahwa ternyata ada harapan-harapan tertentu bagi kaum perempuan Barat yang terkait dengan kecantikan dan penampilan mereka, yang telah ditentukan oleh masyarakat dan orang-orang tertentu. Tetapi, sebagaimana biasa yang terjadi, manakala manusia menentukan aturan tentang bagaimana mereka menjalani kehidupan berdasarkan akan pikiran dan hawa nafsunya, maka akan selalu muncul berbagai kerusakan dan permasalahan. Kerusakan dan permasalahan yang berkaitan dengan aturan manusia tentang bagaimana seharusnya seorang perempuan menampilkan dirinya di tengah masyarakat dunia timbul karena adanya harapan-harapan yang tidak wajar dan tujuan-tujuan yang dipaksakan. Bagaimana mungkin Anda dapat berharap semua perempuan di dunia, atau di sebuah masyarakat atau komunitas, agar mempunyai tinggi badan tertentu, atau berat badan tertentu, warna kulit dan warna rambut tertentu, bentuk wajah tertentu, dan usia tertentu. Ini konsep yang jelas-jelas tidak masuk akal.
Sebagai contoh, para model rata-rata mempunyai berat badan 23% persen lebih ringan daripada berat badan rata-rata perempuan Amerika. Lantas, apakah kemudian semua perempuan diharapkan untuk mendapatkan berat badan “ideal” itu? Tapi, ternyata banyak dari kalangan perempuan yang merasa harus mendapatkan berat badan tersebut. Sebuah survey yang diadakan pada tahun 1984 oleh Fakultas Kedokteran Universitas Cincinnati terhadap 33.000 orang perempuan menunjukkan bahwa 75% dari kelompok usia 18 – 35 tahun menganggap diri mereka terlalu gemuk, padahal hanya 25% di antara mereka yang secara medis dipandang kelebihan berat badan. Sementara itu, 45% perempuan yang berat badannya kurang beranggapan bahwa mereka terlalu gemuk.
Bukti bahwa pemikiran ini tidak sesuai dengan realitas kehidupan juga ditunjukkan dengan kenyataan bahwa orang-orang yang bergerak dalam bidang industri periklanan seringkali harus melakukan upaya-upaya manipulasi tertentu agar dapat menyajikan gambar seorang model atau figur dengan penampilan yang dapat mendongkrak nilai penjualan majalah atau produk-produk kosmetika, kecantikan, dan busana yang ditawarkan. Bob Ciano, seorang mantan art director pada majalah Life, pernah mengatakan, “Tidak pernah ada foto seorang perempuan yang tidak dimanipulasi … termasuk foto-foto selebritis perempuan (tua) yang sebenarnya tidak ingin fotonya dimanipulasi … kami selalu berusaha membuat penampilannya seperti ketika ia berusia lima puluhan.” Dalma Heyn, yang pernah menjadi editor dua majalah perempuan, mengatakan bahwa proses airbrushing dari wajah perempuan merupakan suatu hal yang rutin dilakukan.
Ia juga mengatakan bahwa majalah-majalah perempuan selalu “mengabaikan perempuan-perempuan yang telah berumur, atau beranggapan bahwa mereka tidak ada; majalah-majalah selalu berusaha menghindari foto-foto perempuan yang berusia lanjut, dan ketika mereka harus menampilkan selebritis-selebritis yang berusia lebih dari 60 tahun, maka para “seniman manipulator” akan berusaha membuat perempuan-perempuan cantik itu tampak lebih cantik lagi, yaitu agar mereka tampak lebih muda dari usia yang sebenarnya.”
Lebih jauh lagi Dalma Heyn mengatakan, “Sampai sekarang, para pembaca sama sekali tidak tahu bagaimana sesungguhnya foto wajah seorang perempuan berusia 60 tahun, karena foto itu telah dimanipulasi sedemikian rupa sehingga ia tampak berusia 45 tahun. Lebih buruk lagi, ketika para pembaca yang berusia 60 tahun melihat bayangannya di cermin, mereka akan merasa terlalu tua, karena mereka membandingkan wajahnya dengan foto-foto para selebritis seusianya yang telah dimanipulasi di majalah-majalah.” Rekayasa komputer yang biasa digunakan untuk mengubah realitas sebuah foto acapkali digunakan majalah-majalah kecantikan perempuan untuk memanipulasi foto-foto para modelnya untuk mempercantik penampilan dan paras mereka.
Bahkan para selebritis perempuan yang sering disebut-sebut sebagai dewi kecantikan juga kehilangan berat badan atau terpaksa mengakui bahwa mereka telah melakukan berbagai operasi kosmetik agar mendapatkan penampilan yang terbaik dan memiliki wajah yang sempurna, seperti Britney Spears, Jennifer Lopez, dan Jane Fonda. Cher, penyanyi dan ratu operasi kecantikan, pernah suatu kali berkata, “Saya tidak tahu berapa kali lagi saya dapat memperbaiki wajah ini hingga puas.”
Demikianlah, harapan-harapan tak wajar yang ditetapkan industri kecantikan dan hiburan, hingga membuat kebanyakan perempuan di Barat tergoda untuk berusaha keras mendapatkan tubuh yang sempurna, serta bersedia menjalani beragam operasi dan cara-cara yang berbahaya untuk mencapai tujuan tersebut. Di Amerika Serikat, pada tahun 2001 tercatat 8,5 juta kali operasi kecantikan dan prosedur non operasi untuk memperbaiki penampilan, yang 88% dari keseluruhannya dilakukan oleh perempuan. Dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2001 di Amerika Serikat terjadi peningkatan jumlah operasi kecantikan hingga sebesar 304%. Lima macam operasi kecantikan yang paling sering dilakukan adalah lipoplasty, operasi kelopak mata, pembesaran payudara, perubahan bentuk hidung, dan pengencangan kulit wajah. (berdasarkan data statistik The American Society for Aesthetic Plastic Surgery). Dalam salah satu penelitian, ditemukan bahwa 1 dari 40 perempuan di AS telah melakukan operasi pembesaran payudara. Model terbaru adalah penyuntikan “botox”, yaitu prosedur untuk menghapus kerutan-kerutan di wajah dengan jalan membekukan otot-otot wajah melalui penyuntikan botulin toxin. Tidak perlu seorang pakar untuk memperkirakan dampak-dampak yang timbul akibat prosedur seperti itu.
Semua tindakan di atas dilakukan semata-mata demi mendapatkan citra atau penampilan tertentu, yang dalam kenyataannya tidak mungkin atau hanya dapat dipenuhi oleh satu dua orang perempuan dari keseluruhan populasi. Selain itu, karena harapan-harapan yang tidak masuk akal itu ditetapkan oleh manusia, maka konsep tentang sifat-sifat atau ukuran-ukuran kesempurnaan tubuh dan wajah akan selalu berubah seiring dengan berjalannya waktu. Apakah ini tujuan hakiki yang ingin dicapai seorang perempuan yang cerdas, yang kemudian diperjuangkan dengan segenap waktu, uang, dan segala upaya dalam kehidupannya? Ataukah hal ini hanya mitos belaka?