Meneladani Dakwah Muhammad SAW dalam Membentuk Ummat Terbaik

 

Oleh : Yudi Suryadi

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah
(Q.S. Ali Imran : 110)

Segala puji hanyalah bagi Allah Subhanahu wata’ala yang telah memberikan nikmat yang tiada tara untuk kita selaku makhluknya. Bahkan kalau kita mencoba untuk menghitung nikmat-nikmat karunia Allah seluruhnya, niscaya kita tidak akan bisa menghitungnya.

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak (Q.S. Al-Kautsar : 1)

Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya (Q.S. Ibrahim : 30)

Salah satu nikmat terbesar bagi kita sebagai umat muslim adalah keislaman kita, tiadalah kita bisa merasakan nikmat Islam melainkan atas kasih sayang Allah kepada kita. Allah sajalah yang berhak melimpahkan nikmat Islam ini kepada siapa saja yang Ia kehendaki.

Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah: "Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar." (Q.S. Al Hujuraat : 49)

Sudah sepatutnya kita berbahagia dan bersyukur karena nikmat Islam ini, karena kita adalah ummat yang terbaik. karena Sungguh Allah telah menjadikan ummat Islam sebagai umat terbaik berdasarkan Surat Ali- Imran : 110

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.

Pernahkah kita berfikir secara mendalam, apakah yang disebut dengan “ummat terbaik” itu? Tentunya ummat yang dikatakan terbaik pastilah merupakan ummat yang nomor satu didunia, ummat yang terunggul, ummat yang terhebat, ummat yang memimpin dunia, ummat yang menjadi teladan, ummat yang menjadi panutan, ummat yang menjadi rujukan, ummat yang mengayomi, ummat yang melindungi, ummat yang menjadi rahmat, dan masih banyak lagi penjelasan dari yang dimaksud dengan ummat terbaik yang terlalu panjang jika disebutkan satu per satu.

Namun jika dilihat dari fakta kehidupan ummat Islam dewasa ini, akan timbul pertanyaan “Benarkah ummat Islam sekarang menjadi ummat terbaik di dunia ini?”

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, lihatlah bagaimana nasib ummat islam dari Maroko sampai Merauke. Mereka tertindas, teraniaya, terjajah, terbantai, kekayaannya di eksplorasi, remaja muslim dirusak moralnya.

Fakta yang didapat dari kehidupan ummat Islam di berbagai belahan dunia sekarang sangat mencengangkan diantaranya:

o 1.409.173 jiwa telah melayang di Iraq, 4.000.000 kehilangan tempat tinggal -jusforeignpolicy.org (2009)-,

o Pada tahun 1978, sebanyak 167,000 muslim Rohingya mengungsi Bangladesh, “Operation Nagamin Sit Sin Yay" (Operasi Raja Naga), dalam operasi ini banyak muslim yang terbunuh, diperkosa dan disiksa. Banyak juga masjid yang dihancurkan dan penganiayaan yang berbasis agama lainnya (The State of the World’s Refugees-UNHCR Report 2007)

o selama 2008, sekitar 1.300 Muslim uighur ditangkap otoritas cina. Bahkan, 17 orang di antaranya dijebloskan ke penjara Guantanamo

o PKC menutup paksa sebanyak 29 ribu masjid di Cina. di bidang pendidikan sejumlah sekolah Islam ditutup sekitar 360 ribu muslim yang ditangkap.

Itu adalah sedikit saja fakta yang dapat kita lihat tentang kehidupan ummat Islam dari berbagai Negara. Namun fakta kehidupan ummat Islam di dalam Negeri pun tidak kalah menyeramkan, diantaranya:

o Tahun 2006 terjadi tindak pidana aborsi sekitar 3,3 juta kasus dan perkosaan meningkat 200% (Kepolisian RI)

o kejahatan di DKI Jakarta terjadi setiap 9 menit 21 detik. Hal ini merupakan peningkatan dari tahun sebelumnya, 9 menit 33 detik (Kepala Polda Metro Jaya)

o kasus konvensional seperti pembunuhan, pemerkosaan, dan pencurian kasus dari 153.392 kasus, pada 2008 menjadi 155.413 kasus . Artinya ada 425 kasus setiap harinya (Kadiv Humas Mabes Polri)

o di indonesia, seorang pria rata-rata berpacaran 4 x sebelum menikah begitu juga pada wanita.

o Dari 413 responden yang menjawab angket secara “sah” 26,4% di antaranya mengaku lebih suka merayakan “Valentine Day” bersama gebetan atau kekasih dengan jalan-jalan, makan-makan lalu berciuman (melakukan seks) (Pikiran Rakyat, 2005)

o 54% remaja Kota Bandung pernah berhubungan seks!. Bahkan, persentasenya paling tinggi dibandingkan kota-kota besar lain, seperti Jakarta (51%), Medan (52%) dan Surabaya (47%). (Kompas, 2006)

Itulah sedikit fakta-fakta tentang kehidupan ummat Islam dari berbagai belahan dunia dan didalam Negeri sendiri. Jelaslah sekarang betapa terpuruknya kehidupan ummat Islam sekarang,.

Lalu timbul pertanyaan lain, “Mengapa menurut Ali Imran 110, ummat islam adalah ummat terbaik, sedangkan faktanya ummat Islam adalah ummat terburuk?”

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita dapat menyimpulkan tentunya ada sesuatu yang salah antara Al-Qur’annya yang salah –namun itu tidak mungkin karena Al-Qur’an dating dari Allah yang Maha Benar- atau ummat Islamnya yang salah?. Jawabannya tentulah ummat Islam yang salah. Ada yang tidak beres dari ummat Islam ini.

Timbullah pertanyaan berikutnya, “Sebenarnya apa yang tidak beres dari ummat ini sehingga menjadi ummat ‘terburuk’?”

Jawabannya karena ummat Islam sekarang ini tidak mengamalkan apa yang telah disebut pada kelanjutan ayat Ali Imran 110, yaitu …kamu sekalian menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…

Mungkin muncul lagi pertanyaan dalam benak kita, “Apakah ummat Islam saat ini telah meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar (meninggalkan dakwah) ?”

Survey membuktikan, bahwa ummat Islam saat ini sama sekali tidak meninggalkan dakwah, justru yang terjadi adalah sebaliknya. Dimana-mana ada dakwah, dari kampung sampai kampus ada dakwah, setiap hari ada dakwah baik melalui media cetak atau media elektronik, maupun dakwah secara langsung dalam acara pengajian, ceramah, khutbah, dll.

“Namun mengapa ummat Islam yang sudah menjalankan dakwah tersebur nasibnya masih terpuruk sepert ini? Apakah resep dari Al-Qur’an tidak manjur atau ada yang salah dalam dakwah ummat Islam saat ini?”

Jawabannya, memang ada yang tidak beres dalam dakwah ummat Islam saat ini. Ada yang tidak adil dalam dakwah kita. Cobalah cermati setiap dakwah yang disampaikan oleh kyai, asatidz, da’i-da’i kita. Apa materi dakwah yang telah disampaikan? Kalau kita cermati pastilah kita menemukan ada yang tidak adil dalam dakwah ini.

Ambillah contoh sederhana, ketika Ramadhan tiba, saat dakwah merajalela dimana-mana, apa ayat yang laris dibaca, dibahas, dan dibedah sampai tuntas? Tidak lain adalah Al-Baqarah 183, yang lafadznya Insya Allah kita semua sama-sama hafal diluar kepala.

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”

Adakah pada bulan Ramadhan da’i kita ada yang pernah membahas ayat seperti diatas namun mundur 5 langkah ke belakan? Ayat tersebut dating dari Qur’an yang sama, nama surat yang sama, bunyi awal ayatnyapun sama, yang diserunya sama yaitu orang-orang yang beriman, hokum perintahnyapun sama yaitu wajib, yang beda cuma kelanjutannya saja.

Ayat itu tiada lain adalah Al-Baqarah : 178, yang berbunyi:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh…”

Mengapa ayat ini tidak pernah dibahas? Apa ada yang salah dengan ayat ini? Apa hukumnya sudah tidak wajib lagi? Kalau ayat ini sudah tidak wajib, kenapa ayat tentang puasa masih wajib? Apa yang membedakannya? Padahal ayat tentang puasa (Al-Baqarah 183) dengan ayat tentang Qishash (Al-Baqarah 178) sama-sama berujung pada ketakwaan. Perhatikan kelanjutan ayat tentang Qishash yang ada dalam Al-Baqarah 179:

Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.

Ummat Islam khususnya para da’i hendaknya tidak boleh memilih-milih ayat, tidak boleh mendakwahkan ayat yang satu dan “menyembunyikan” ayat yang lain. Karena sikap tersebut dibenci oleh Allah:

“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati,(Q.S. Al-Baqarah : 159)

Lalu, bagaimana nasibn mereka yang sikapnya setengah-setengah dalam mengimani Al-Qur’an? Allah pun menjawab pertanyaan inidalam Surat Al Baqarah : 85

Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.

Dari ayat diatas jelaslah sudah, mengapa ummat Islam sekarang kehidupannya terpuruk. Tidak lain karena ummat Islam masih setengah-setengah dalam mensikapi Al-Qur’an. Oleh karena itu, ummat Islam tidak bolehsetengah-setengah lagi dalam mendakwahkan dan juga mengamalkan Al-Qur’an karena Rasulullah SAW yang menjadi Inspirasi kita pun tidak pernah setengah-setengah dalam mendakwahkan dan juga mengamalkan Al-Qur’an.

Apapun yang diperintahkan Al-Qur’an, maka serukanlah, apapun yang dilarang Al-Qur’an, tinggalkanlah. Tidak boleh lagi dibedakan, mana ayat ibadah, akhlaq, makanan, pakaian, politik, ekonomi, dan lain sebagainya. Semuanya adalah ayat Al-Qur’an yang wajib didakwahkan dan wajib pula diamalkan.

Jika ummat Islam mau melakukan amar ma’ruf nahi munkar secara kaffah sehingga AlQur’an dan As-Sunnah dapat diamalkan secara kaffah pula. Maka bersiap-siaplah dengan janji Allah dalam surat An-Nuur 55 dan Al-A’raf 96:

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.”

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”

Maha Benar Allah dengan segala firmanNya dan dengan segala janjiNya.

Wahai ummat Islam sekalian yang merindukan menjadi ummat terbaik, sudah saatnya sekarang kita untuk bangkit dengan melakukan amar ma’rif nahi munkar secara kaffah dengan mencontoh dakwah Muhammad SAW sebagai Inspirasi kita, sehingga syari’at Islam dapat diamalkan secara kaffah juga. Insya Allah, Allah Subhanahu wata’ala akan senantiasa menolong hambanya, dan memberi kemenangan kepada siapa sayja yang mau memperjuangkan agama-Nya dan menjadikan ummat Islam menjadi ummat terbaik di dunia ini.

Allahu Akbar.

Artikel Terkait:

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, dengan PILIH DULU SALAH SATU OPSI DARI "SELECT PROFIL" atau "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" :)