Ya Allah, saya jatuh cinta…

Rasa suka saat jatuh cinta tidak akan bertahan selamanya. Rasa suka yang menggebu sebelum menikah bisa tiba-tiba hilang setelah menikah. dan saat rasa itu hilang maka yang mempertahankan hubungan adalah komitmen, persahabatan, dan kebersamaan.

***

Wahai bidadari yang nantinya akan menjadi pendampingku. Saya menyadari sesungguhnya bahwa rasa suka yang ada dalam hati ini yang sekarang meluap-luap untukmu, bisa saja lenyap seketika. Yah, rasa suka saat jatuh cinta itu bukanlah sesuatu yang abadi. Rasa suka ini bisa naik bisa turun. Bahkan dalam dunia sains dikatakan bahwa rasa cinta itu hanyalah karena tubuh kita memproduksi hormon “cinta”. Dan adakalanya hormon itu diproduksi secara berlebih sehingga rasa suka itu meluap-luap kepada pasangan, namun tubuh ini juga bisa berhenti memproduksi hormon itu yang membuat rasa suka itu hilang begitu saja.

Wahai bidadari yang nantinya akan menjadi teman hidupku. Memang saat pertama melihatmu saya merasakan rasa yang aneh, yang membuat mata ini ingin selalu melihatmu, yang membuat bibir ini ingin menyapamu dan memberikan senyuman terbaiknya untukmu,
yang membuat hati ini bergejolak saat mengingat tentangmu, yang membuat fikiran ini selalu membayangkan dirimu. Ya Allah, ternyata saya jatuh cinta kepadanya..

Tak ingin semakin terpuruk dalam rasa itu, saya memberanikan diri untuk melamarmu. Niatnya ingin membangun hubungan dalam ikatan suci, ikatan yang diridha’I oleh Allah SWT. Dan Alhamdulillah kamu menerima tawaran saya dengan segala dinamika yang terjadi.

Wahai bidadari yang baik hatinya, seperti yang saya sampaikan, bahwa rasa suka ini kepadamu bisa jadi bertambah setelah pernikahan atau mungkin berkurang bahkan hilang. Bukankah banyak sekali contoh orang yang bercerai setelah menikah padahal sebelum menikah mereka pacaran dan tampak saling “mencintai”? Bahkan saya banyak melihat kehidupan rumah tangga yang banyak konflik dan tidak harmonis, padahal selama pacaran sebelum menikah mereka terlihat sangat mesra. Itulah bukti bahwa rasa suka sebelum menikah itu bisa hilang, setelah rasa itu hilang maka hubungan akan menjadi sangat bermasalah jika tidak ada komitmen, mereka berdua tidak bisa bersahabat, dan tiada kebersamaan. Terutama kebersamaan dalam mencapai tujuan yang sama.

Oleh karena itu wahai bidadari, dalam goresan pertama ini, saya ingin mengajak kepadamu untuk berkomitmen sebelum menikah. Komitmen untuk saling membahagiakan, komitmen untuk saling setia dan mengingatkan, komitmen untuk membangun sebuah rumah tangga yang harmonis, komitmen untuk membentuk keluarga yang tentram dan damai, komitmen untuk membangun cinta karena Ilahi.

Selain itu kita juga harus bisa bersahabat dengan baik. Saya mengerti kita dibesarkan dalam latar belakan yang berbeda, cara pendidikan yang berbeda, lingkungan yang berbeda, yang mempengaruhi cara berfikir dan cara bertindak kita, yang membentuk karakter kita yang berbeda. Disisi lain dalam sebuah hubungan pernikahan pasti akan banyak sekali hal yang terjadi, dan hal itu bisa saja kita sikapi secara berbeda, jika terjadi perbedaan sudut pandang dan penyikapan dalam suatu hal itulah yang biasanya menimbulkan gesekan dan konflik. Dan kita harus bisa saling toleransi terhadap perbedaan itu. Kita harus bisa tetap bersahabat dalam perbedaan-perbedaan cara berfikir dan bersikap jika kita ingin mencapai komitmen kita untuk membentuk keluarga yang harmonis.

Wahai bidadari yang lembut hatinya, jika nanti ada konflik yang terjadi karena perbedaan cara berfikir dan cara bersikap kita, saya ingin kita kembalikan maslah itu kepada Allah. Jika ada selisih faham, maka kita cari bersama-sama kebenarannya dalam al-qur’an dan sunnah Rasulullah saw. Jika ada yang benar, maka yang benar itu tidak memaki yang salah tapi saya harap kita bisa saling menasihati dengan lembut. Dan kita sama-sama berdo’a kepada Allah supaya allah melembutkan hati kita untuk menerima kebenaran dan kebaikan.

Wahai bidadari yang akan menemaniku kelak, selain itu kita juga harus bersama-sama. Peganglah tanganku, bulatkan tekatmu, luruskan niat, kita akan bersama-sama dalam membangun cinta karena Allah. Jika rasa suka itu bisa hilang, maka kita akan bersama-sama membangun cinta. Cinta yang kuat adalah cinta karena Allah. Kita berdo’a kelak semoga Allah menghadirkan rasa cinta yang sangat kuat diantara kita, yang membuat hati ini ini merasa tenang saat dekat denganmu, dan hubungan kita diliputi oleh rasa kasih sayang yang sangat kuat. Awal kita membangun cinta adalah dari sekarang kita niatkan bahwa kita menikah karena Allah, karena memuliakan agama Allah, karena mengaharap ridha Allah, karena mengikuti sunnah kekasih Allah (Muhammad saw). Dengan itu, semoga Allah merahmati rumah tangga kita kelak dengan cintaNya, dan menjadikan rumah tangga kita menjadi keluarga yang harmonis yang kita idam-idamkan.

Wahai bidadariku, itu adalah goresan pertama dariku setelah engkau menerima lamaranku. Semoga Allah yang Maha Mencintai memudahkan jalan kita untuk membangun keluarga yang harmonis. Aamiin..


YS To SZH 1


Artikel Terkait:

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, dengan PILIH DULU SALAH SATU OPSI DARI "SELECT PROFIL" atau "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" :)