Cinta Secara Verbal


Cinta butuh diungkapkan secara verbal. Semoga nanti kita bisa konsisten untuk mengungkapkan rasa cinta. Kita ungkapkan apa yang ingin didengar oleh pasangan kita.
***
Sewaktu kecil sampai sekarang saya sangat meyakini bahwa ibu saya sangat menyayangi saya. Terlihat dari cara ibu saya yang selalu bersikap mementingkan saya. Dulu waktu kecil sepulang kerja pasti ibu saya membawa makanan yang saya suka, entah itu ayam goreng, atau makanan kesukaan saya lainnya. Ibu saya juga sering memanjakan saya dengan membelikan apa yang saya minta.
Tapi kok nampaknya ada yang kurang yang saya rasakan dari cinta ibu saya. Rasanya kok ada yang aneh ya. Malah kadang-kadang dengan sikap ibu saya yang super baik kepada saya terkadang saya merasa ibu saya tidak mencintai saya. Aneh memang, tapi begitulah yang saya rasakan. Ternyata saya menyadari bahwa ibu saya belum pernah berbicara secara langsung kepada saya bahwa beliau sayang kepada saya.
Saya belum pernah mendengar sekedar ibu saya bilang “I love you” atau “Ibu sayang kamu nak” atau kalimat-kalimat sederhana sejenis itu belum pernah saya dengar dari ibu saya. Walaupun dengan sikapnya saya menyadari bahwa beliau sangat menyayangi saya. Namun, ternyata cinta dan kasih sayang itu butuh diungkapkan secara verbal.
Kenapa cinta itu butuh diungkapkan secara verbal? karena saya merasakan sendiri pernah beberapa kali ragu terhadap cinta ibu saya karena beliau belum pernah berbicara secara langsung kalau beliau mencintai saya. Walaupun sikapnya kepada saya super baik. Darisana saya menyadari pentingnya cinta itu untuk diungkapkan secara verbal agar orang yang kita cintai itu mendengar secara langsung dan mengetahui bahwa kita memang mencintainya setelah kita mengungkapkannya secara langsung secara verbal.
Kisah lain pentingnya pengungkapan cinta saya dapatkan dari murid saya ketika saya masih mengajar mengaji anak-anak di TPA Al-Kautsar di Bandung, waktu itu saya masih mahasiswa. Waktu itu saya memberikan tantangan kepada murid saya bahwa “siapa saja yang bisa bilang secara langsung kepada ibunya ‘IBU, AKU MENCINTAI IBU KARENA ALLAH’ dan jika setelah itu ibu kalian menangis, maka akan bapak kasih cokelat."
Dua hari setelah tantangan itu ada yang melapor, anak perempuan kelas 1 smp, namanya ita. Dia melapor bahwa setelah shalat shubuh berjama’ah di rumah lalu dia berpura-pura menangis lalu dia memeluk ibunya sambil bilang “Umi, ita cinta sama umi karena Allah”. Teh Syifa tau apa yang terjadi? Ibunya menangis mendengar ungkapan cinta dari anaknya tersebut.
Setelah itu saya berkesimpulan bahwa ternyata setiap orang ingin mendengar ungkapan cinta dari orang yang dicintainya secara langsung.  Cinta butuh pengungkapan secara verbal. Cinta bukan sekedar perasaan yang tersimpan dalam hati, cinta juga adalah ungkapan yang tulus kepada orang yang dicintai dalam bentuk kata-kata.
Semoga kita nanti bisa konsisten untuk mengungkapkan cinta diantara kita. Dan setelah punya anak juga kita konsisten mengungkapkan rasa sayang kita kepada anak kita agar dia mengetahui dan meyakini bahwa kita memang benar-benar mencintainya.
“Teh Syifa, Saya cinta sama teh Syifa karena Allah. I will always loving u”

YS To SZH 15


Artikel Terkait:

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, dengan PILIH DULU SALAH SATU OPSI DARI "SELECT PROFIL" atau "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" :)