Jatuh cinta itu
sementara, setelah menikah kita akan membangun cinta karena Ilahi. Kita berdo’a
semoga Allah swt menghadirkan diantara kita rasa kasih sayang yang abadi,
selalu bersama dalam kebahagiaan hingga kita dikumpulkan kembali di surga.
***
Wahai bidadari,
ingatkah saat saya bertanya, “apakah kamu
bisa dilamar?”
Saya
mengerti kamu pasti kaget, karena kita ‘baru kenal dan bertemu dua hari saja’,
hehe..
Mungkin kamu
berfikir saya gila, memang. Dan tidak aneh manusia dibuat gila karena cinta,
bukankah banyak orang yang “tergila-gila” pada pasangannya karena cinta
sehingga melakukan hal yang gila?. Memang cinta itu energi luar biasa yang bisa
membuat manusia melakukan hal yang dianggap ‘gila’.
Wahai bidadari, pertama melihatmu saya merasakan
jatuh cinta. Dan saya ingin mengarahkan cinta ini ke jalur “yang terhormat”. Jalur
yang diridho’I oleh Allah swt, jalur yang mengikat kita dalam sebuah ikatan
suci yang kuat, jalur yang membuat senda gurau kita menjadi pahala, jalur yang
membuka pintu-pintu rezeki, jalur yang menyempurnakan agama, itulah jalur pernikahan.
Will you
marry me? Yes you’re.. Saya tahu jawabannya adalah iya saat saya melihat Ibu
saya memasukkan cincin ke jarimu dalam acara khitbah. Disana saya melihat tiga
bidadari saling berdekatan. Ibumu, ibuku, dan kamu. Karena itulah dalam setiap
goresan ini, saya memanggilmu bidadari.
Wahai bidadari
yang baik hatinya,
semoga kita menyadari pentingnya membangun cinta setelah
pernikahan nanti. Seperti halnya pembangunan-pembangunan yang lainnya yang
membutuhkan bahan-bahan dan proses, maka membangun cinta dalam ikatan keluarga
juga membutuhkan bahan-bahan dan proses.
Pertama yang
harus kita lakukan adalah meluruskan niat untuk menikah. Menikah itu diniatkan
untuk memuliakan Allah swt. Dengan menikah kita bisa terjaga dari hal-hal yang
tidak baik. Dengan menikah interaksi dengan pasangan menjadi pahala. Dengan
menikah kita mengikuti syariat Allah swt, dan semoga kita digolongkan kedalam
hamba-hambaNya yang shalih.
Niat ini
menjadi sangat penting karena hukumnya “kita akan mendapatkan sesuatu sesuai
dengan apa yang kita niatkan”. Dengan menikah niat karena Allah swt, bisa jadi
Allah swt menganugerahkan diantara kita rasa kasih sayang yang kuat dan abadi,
dan itulah yang menjadi pondasi untuk kekuatan ikatan keluarga kita kelak.
Dengan rasa
kasih sayang yang Allah anugerahkan itu, tentunya kita akan cenderung merasa
tentram dan nyaman kepada pasangan. Saya nyaman kepadamu, pun sebaliknya, kamu
nyaman sama saya. Itu adalah pondasi dari bangunan cinta kita. Setelah itu
didapat, kita harus menjalankan komitmen yang sudah kita sepakati dari awal.
Menikah itu
bukan hal yang main-main, oleh karena itu wahai bidadariku, disini saya
menawarkan beberapa komitmen untuk kita sebagai “rules” didalam keluarga kita
kelak. Adapun komitmen yang saya tawarkan yang sedikit saya bahas di goresan
sebelumnya adalah:
è Menjadikan al-Qur’an dan Sunnah
sebagai dasar hukum keluarga kita
è Saling setia dan menghormati satu
sama lain
è Saling menasihati dalam kebaikan dan
kesabaran
è Saling membahagiakan dan terbuka satu
sama lain
è Berkeinginan kuat untuk membentuk
keluarga yang harmonis
Menjadikan
Qur’an dan Sunnah sebagai dasar hukum adalah ketika terjadi konflik, maka kita
akan merujuk kepada Qur’an dan Sunnah. Diharapkan kita dapat menyelesaikan
masalah dari sudut pandang Allah swt.
Saling setia
adalah wajib hukumnya, dan saya berjanji kepada Allah swt bahwa saya akan setia
kepadamu wahai bidadariku. Dan saya harap kita bisa saling menghormati,
mengerti hak-hak dan kewajiban-kewajiban kita masing-masing, menghormati dan
menjaga perasaan pasangan itu hal yang penting untuk mencegah konflik.
Namun kita
sebagai manusia tentunya tidak luput dari khilaf. Oleh karena itu, saya harap
kita bisa saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran. Tapi cara menasihatinya
juga harus baik, tidak dengan membentak, tidak dengan mengeluarkan kata-kata
kasar dan kotor, saya harap yang keluar dari mulut kita adalah
perkataan-perkataan yang baik-baik saja. Saat saya salah, nasihati dengan kelembutan
dan pelukan dulu. Saya tidak suka dengan kata-kata kasar dan semua orang juga
pasti tidak suka.
Komitmen untuk
saling membahagiakan adalah memilih sikap yang baik saat berinteraksi. Tentunya
kita harus mengetahui karakter masing-masing, apa yang kita suka dan tidak kita
suka harus difahami betul-betul. Dan kita hanya melakukan apa-apa yang disukai
pasangan, dan tidak melakukan apa yang pasangan tidak suka, selama tidak
melanggar dasar hukum keluarga kita yaitu qur’an dan sunnah. Dan saya harap ada
keterbukaan diantara kita. Komunikasi itu penting, saya ulangi KOMUNIKASI ITU
PENTING untuk mengetahui perasaan masing-masing.
Terakhir,
saya tahu kamu hanya ingin menikah satu kali seumur hidup, saya pun begitu. Oleh
karena itu, kita harus mempunyai keinginan kuat untuk membangun cinta karena
Ilahi dan membentuk keluarga yang harmonis. Semoga Allah meridho’I dan
mencurahkan cintaNya pada hubungan kita kelak,dan menjadikan diantara kita rasa
kasih sayang yang sangat kuat dan abadi hingga kita berkumpul kembali di surga.
aamiin…
YS To SZH 2