Saat kita berkomitmen untuk menikah,
yang penting kita fahami adalah bahwa kita menikah dengan orang yang tidak
sempurna. Adakalanya saya berbuat salah, atau sebaliknya adakalanya kamu yang berbuat
salah sehingga menimbulkan konflik diantara kita. Maka jika konflik itu
terjadi, kita harus mempunyai sikap toleransi dan ‘menerima kesalahan’ (accept
the fault).
***
Wahai bidadari,
kemarin kita sudah membahas tentang ikatan yang kuat dalam sebuah pernikahan. Harusnya
kita sudah faham kenapa kita harus bersama-sama mempertahankan ikatan yang kuat
itu nantinya. Dan sekarang kita akan membahas tentang hal yang dapat melemahkan
bahkan memutuskan ikatan yang kuat itu, namanya konflik. Diantaranya konflik
bisa terjadi karena perbedaan cara berfikir dan cara bersikap kita satu sama
lain.
Wahai bidadari
yang baik hati, fahamilah bahwa nantinya kamu akan melaksanakan akad nikah dengan
orang yang tidak sempurna. Saya pribadi menyadari sepenuhnya bahwa saya adalah
manusia biasa yang tak luput dari salah.
Jika dalam
catatan ini sering saya membawa-bawa nama Allah swt bukan berarti saya termasuk
orang yang bertaqwa, sungguh sangat jauh saya dari golongan orang yang taqwa,
hanya saya mempunyai keinginan untuk menuju kearah sana. Sekali lagi, saya
hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan-kesalahan, begitupun juga
dirimu, bukankah begitu?
Wahai
bidadari, disini kita harus menyadari bahwa diri kita ini bukanlah manusia yang
suci. Disadari atau tidak, kita itu banyak sekali melakukan
kesalahan-kesalahan. Kita harus menyadari bahwa diri ini jauh sekali dari
kesempurnaan. Jika kita sudah menganggap diri ini sebagai orang yang baik, maka
kita harus cepat-cepat minta ampun kepada Allah swt, baik darimananya? mungkin
itu hanya ke riya an atau ketakaburan diri kita saja, naudzubillah.
Wahai bidadari,
kembali ke bahasan kita mengenai konflik. Semoga kita sudah faham mengapa bisa
terjadi konflik diantara pasangan? yang pasti adalah konflik ini pasti menyapa
kepada setiap pasangan. Tiada hubungan pernikahan tanpa ada konflik yang
terjadi dalam kehidupan rumah tangganya. Apalagi di masa-masa awal pernikahan,
mungkin akan terjadi banyak konflik kecil diantara kita.
Wahai bidadari,
kita juga harus menyadari bahwa kita lahir dari orang tua yang berbeda. Kita
mewarisi sifat genetis yang berbeda. Kita dibesarkan dengan didikan dan
lingkungan yang berbeda, kita tumbuh dan berkembang dengan teman-teman yang
berbeda. Begitu banyak perbedaan diantara kita hingga kita memiliki pola fikir
dan pola sikap yang berbeda pula. Dan setiap orang itu unik dan khas dengan
karakter yang berbeda dari orang lain.
Perbedaan
pola fikir dan pola sikap kitalah yang dapat menimbulkan konflik. Selain itu, konflik
bisa juga terjadi karena salah satu dari kita melakukan kesalahan. Iya, sempat
saya singgung diawal bahwa kita berdua adalah manusia biasa yang sangat mungkin
untuk melakukan kesalahan.
Wahai
bidadari, jika setelah menikah lalu diantara kita ada yang melakukan kesalahan
sehingga menimbulkan sebuah konflik, maka penting untuk kita bersikap toleransi
dan ‘menerima kesalahan’ tersebut. Toleransi itu kita menyadari bahwa dia
(pasangan kita itu) adalah manusia biasa yang bisa berbuat salah. Sedangkan
menerima kesalahan adalah tetap bersikap baik walaupun dia berlaku salah.
Untuk
memahami konsep toleransi dan menerima kesalahan, coba kita bayangkan saat kita
sedang mengajar di kelas, lalu ada salah satu murid kita berbuat salah sehingga
mengganggu perasaan dan membangkitkan kemarahan kita. Apa yang akan kita lakukan?
mungkin saat saya yang mengajar saya akan bersikap:
1. 1. Memaklumi bahwa anak-anak memang
sikapnya begitu (toleransi)
2. 2. Yasudah, anak-anak sudah berbuat
salah, saya tidak perlu membentak-bentaknya, saya tidak perlu memukulnya, saya
menerima kesalahannya, namun selalu ada konsekuensi dari sesuatu yang dilanggar
berdasarkan kesepakatan yang sudah kita sepakati diawal (accept the fault &
rules and consequention)
3. 3. menasihati dengan cara yang baik agar
kedepannya semoga anak-anak bisa lebih baik lagi dalam bersikap.
Begitupun
dalam kehidupan keluarga kita nantinya, pasti ada konflik karena salah satu
dari kita sengaja/ tidak sengaja melakukan kesalahan. Saat saya bersikap salah,
tolong dimaklumi dulu karena saya adalah manusia biasa yang tak luput dari
salah, terimalah kesalahan saya kalau itu sudah terjadi, mau diapakan lagi
kalau kesalahan itu sudah terjadi?. Lalu nasihati saya dengan cara yang lembut
dan kata-kata yang baik.
Namun saat ada
yang melakukan kesalahan diantara kita, tentunya yang benar lebih baik
memaafkan yang salah, tapi yang salah harus tetap mendapatkan konsekuensi,
apalagi jika kesalahannya itu besar. Selingkuh misalnya adalah kesalahan yang
sangat besar, dan tiada konsekuensi yang lebih pantas selain berpisah, walaupun
diantara pasangan sudah saling memaafkan.
Wahai
bidadari, semoga kehidupan keluarga kita kedepannya selalu berada dalam
kebahagiaan dan kita bisa mencapai harapan kita untuk membentuk keluarga yang
harmonis. Oleh karena itu, dengan adanya goresan ini, diharapkan kita lebih
hati-hati lagi dalam bertindak dan saat kita berinteraksi kedepannya. Dan jika
terjadi konflik, semoga kita bisa menyelasaikannya secepatnya dan kita kembali
ke kehidupan kita yang bahagia.
YS To SZH 7