Granada adalah sebuah kota di selatan kota Madrid dan merupakan ibu kota dari Provinsi Granada, Andalusia, Spanyol. Granada berada di kaki gunung Siera Nevada tepat di pertemuan 3 sungai yaitu sungai Beiro, sungai Darro dan sungai Genil, dan berada di ketinggian 738 M diatas permukaan laut.[1] Lokasinya yang strategis membuat Granada menjadi kota yang sangat indah, sesuai dengan namanya [Graanada ; “kecantikan” atau “keindahan”]. Konon keindahan Granada karena lokasinya yang dekat dengan laut Mediterania dan dilintasi sungai Genil yang sangat indah dipandang mata.
Granada menjadi terkenal karena disana ada sebuah istana yang sangat indah peninggalan Islam yang dinamai Al-Hamra (Istana Merah). Al-hamra dibangun pada abad 13-14 M pada masa Abbasiyah. Sebelum menjadi sebuah istana, Al-Hamra awalnya hanyalah sebuah benteng Qalat Al-Hamra (Benteng Merah) yang berfungsi sebagai
tameng atau tempat berlindung orang arab dari serangan musuh. Lalu dibangunlah sebuah bangunan dibalik benteng itu, dan jadilah sebuah istana di daerah perbukitan kaki gunung Siera Niveda yang dinamai Al-Hamra (Istana Merah). Konon Al-Hamra pada masa kejayaan Islam di spanyol adalah istana yang sangat indah, disana terlihat sungai-sungai, taman yang indah, dan bangunan dengan arsitektur yang sangat menawan. Al-Hamra adalah seni arsitektur Islam yang sangat luar biasa yang masih bias dinikmati sampai sekarang.
Saya mendapat cerita menarik dari Dosen saya dan praktisi Bank Indonesia (BI) yang pernah berkunjung ke Al-Hamra yaitu Bpk. Cecep Maskanul Hakim M.Ec.,. Beliau bercerita, bahwa ketika masuk ruangan istana Al-Hamra, jika cuaca diluar sedang panas, maka suasana di dalam ruangan itu sejuk tanpa bantuan AC atau alat pendiingin lainnya, dan jika cuaca diluar sedang dingin, maka suasana di ruangan didalam istana itu hangat. Subhanallah… Itulah yang membuat ahli-ahli arsitektur barat maupun arsitektur Islam terkagum-kagum. Padahal Al-Hamra dibangun pada abad 13-14 M, namun seni arsitektur yang diterapkannya sangat canggih, alami, dan ramah lingkungan.
Kehebatan Al-Hamra tidak terlepas dari status Granada (atau spanyol umumnya) sebagai pusat Ilmu dunia waktu itu. Pada masa kejayaan Islam di Spanyol, Granada khususnya dan spanyol umumnya adalah pusat pendidikan dunia. Banyak pelajar dari Seluruh dunia berkumpul di Granada untuk belajar baik ilmu-ilmu Islam maupun Ilmu-ilmu Sains dan Sosial, sehingga banyak sekali Ilmuwan-ilmuwan Muslim yang bermunculan di Granada. Bagaimana dengan barat? Pada waktu itu barat ada pada fase kegelapan (the dark age).
Namun saat spanyol direbut kembali oleh Kristen, darisanalah mulai malapetaka besar menghantui Islam dan ummat Islam sampai saat ini. Awal jatuhnya Spanyol dan Granada adalah titik kemunduran Islam, dan sebaliknya adalah titik awal kemajuan barat pada abad 15 M. Konon, para ilmuwan barat banyak terinspirasi dari keilmuwan Islam. Pada saat perebutan Granada oleh orang Kristen dari kekuasaan Islam, Masyarakat Muslim dibunuh semua, namun Ilmunya, kitab-kitabnya menginspirasi ilmuwan barat hingga darisanalah peradaban barat yang gemilang dimulai dan keterpurukan Islam juga dimulai pada abad itu sampai sekarang.
Whatever… Sekarang adalah fase kebangkitan Islam kedua, para Ilmuwan Muslim banyak bermunculan kembali dari berbagai disiplin Ilmu. Namun bukan itu yang sedang kita bahas. Kembali ke Granada, akhirnya Al-Hamra dinobatkan oleh UNESCO PBB sebagai situs warisan dunia pada tahun 1984 yang wajib dilindungi dan dipelihara oleh dunia.
Itulah sekilas tentang Granada, Islam, dan Al-Hamra. Semoga kita yang belum pernah ke Spanyol, bisa pergi ke Spanyol, khususnya ke Granada. Menyaksikan dan masuk secara langsung ke Istana Al-Hamra yang indah dan gagah itu. Aamiin..
Yudi Suryadi, Mahasiswa Magister Ekonomi Syariah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
[1] http://en.wikipedia.org/wiki/Granada