Assalamu’alaykum..
Selamat pagi dunia..
Pagi ini terasa sangat berbeda, dan saya akan menulis khusus
tentang diri saya pribadi. Pada catatan kali ini saya hanya ingin bercerita
tentang diri saya, hal ini adalah hal yang baru bagi saya karena biasanya
tulisan yang saya buat selalu tentang menguatkan relathionship.
Pagi ini seperti biasa saya awali dengan bersujud kepada
Allah di keheningan pagi, terasa sangat nikmat sekali ketika menjalankan ibadah
shalat subuh, shalat shubuh memang selalu menyejukkan hati saya setiap pagi.
Setelah itu ada aktivitas berbeda yang saya lakukan (ini adalah diluar
kebiasaan saya), saya ingin “menikmati hidup” saya, pagi ini saya mencoba
menghilangkan semua kepenatan, saya membeli kopi dan mulai menyeduh secangkir kopi
lalu saya kembali ke kamar, menyalakan laptop, memutar musik favorit dan mulai menulis
tentang diri saya.
Menulis ditemani secangkir kopi dan musik favorit, it’s amazing. Saya sangat menikmati
moment ini. Saya sangat menikmati ini sebagai “me time”-nya saya. Ini sangat nyaman sekali bagi saya. Sayangya
saya baru melakukan hal ini baru sekali seumur hidup saya.
Pagi ini saya ingin bercerita tentang diri saya. Berawal
dari masa kecil, masa kanak-kanak. Saya dikenal oleh orang tua saya sebagai
anak yang malas dan cengeng.
Dulu saya sangat malas mandi, malas berangkat
sekolah, malas ngapa-ngapain, maunya
diem dirumah sekedar nonton tv, nonton film kartun, atau sekedar diam dikamar
dan mulai berfikir dan berimajinasi. Ada yang lucu, saking saya terkenal dengan
kemalasan saya untuk mandi sampai-sampai saya dipanggil “kuya” (kura-kura) oleh kakak-kakak saya. Sekarang saya sudah jarang
dipanggil kuya tapi masih sering
dipanggil akuy. hah…. sama saja,
karena akuy adalah plesetan dari kuya. hiks..
Ingat juga dulu saya sering diejek oleh kakak-kakak saya.
Jadi ceritanya ada pemain bola nasional yang namanya YUDI GUNTARA. Nah, saya
karena saya jarang mandi saya suka diejek oleh kakak saya, dia bilang “yud,
namamu ganti saja namanya bukan yudi
suryadi tapi yudi gunTARAMANDI. hehehe…
Selain malas, saya juga orangnya cengeng. Dikit-dikit
nangis, diejek temen nangis, dimarahin temen nangis, dimusuhin temen nangis,
dimarahin orang tua nangis, kemauannya ga diturutin nangis. Saya itu dulu
cengeng sekali, “teu kaopan” kalau
kata orang sunda mah. yah, begitulah
saya waktu kecil. Sekarang gimana??? weeeeh,
sekarang mah jangan ditanya, sekarang saya MASIH TETAP SEPERTI ITU.
hahaha..
Namun dari dulu dari jaman saya masih bocah saya seneng banget
dengerin ceramah, terutama ceramah tentang pengembangan diri, atau ceramah tentang
gimana sih hidup yang bener itu. Kebetulan setiap pagi dulu dirumah saya selalu
disetel radio dan selalu disetel ceramah, waktu itu ceramah yang sering diputer
diradio itu ceramahnya KH. Jujun Jenaedi dan KH. Zainuddin MZ. Saya seneng
banget dengerin ceramahnya mereka dulu (semoga Allah merahmati mereka). Setiap
pagi saya dengerin didalam kamar, walaupun waktu itu saya jarang shalat. astaghfirullah… Waktu kecil saya jarang
shalat tapi dengerin ceramah rajin banget. Aneh ya, hehehe.
Waktu terus berputar, saya mulai beranjak remaja waktu itu.
Saya selalu dipusingkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang berisik banget yang berputar-putar di kepala saya. Saya selalu
berusaha menjawab pertanyaan, SIAPA SAYA?
KENAPA SAYA HIDUP? UNTUK APA SAYA HIDUP?. Filsafat banget yaa hehe.. Tapi di tulisan ini saya tidak
ingin menulis tentang filsafat, saya akan melanjutkan cerita saya tentang diri
saya.
Masa remaja saya lewati penuh dengan kegalauan. Untuk apa
sih saya belajar ke sekolah, males banget berinteraksi atau bersosialisasi di
sekolah. Saya sangat tidak nyaman bertemu dengan orang baru di sekolah. Apalagi
masa-masa SMP dan SMA, sekolah itu adalah tempat yang mengerikan buat saya. Di
masa awal sangat sulit sekali bagi saya untuk beradaptasi dan bersosialisasi.
Tapi orang tua, keluarga, tidak ada yang mengerti perasaan saya. Saya juga
sangat tertutup dan jarang nyaris tidak pernah bercerita tentang perasaan saya
kepada siapapun termasuk keluarga. jadi perasaan galau itu saya telan sendiri
dan saya berusaha untuk menyelesaikannya sendiri.
Makanya saya suka banget denger motivasi, ceramah-ceramah agama
dan perbaikan diri, saya seneng baca buku tentang self development atau pengembangan diri sendiri, buku-buku tentang perasaan, buku-buku tentang motivasi, buku-buku
tentang akhlak. Makanya saat remaja saya mengidolakan tokoh-tokoh ceramah dan
tokoh-tokoh motivasi, saya sangat mengidolakan Aa Gym, KH Ghozali, KH Jujun
Junaedi, KH Zainuddin MZ, Dr. Aidh Al-Qorni (penulis buku world best seller Laa Tahzan/ jangan bersedih), Ary Ginanjar
Agustian (ESQ). Saya fikir saya suka di bidang ini karena memang saya ingin
menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang mengapa saya begini, kok saya cengeng
dan susah bersosialisasi, dan pertanyaan-pertaan yang saya sebutkan diatas.
Namun selain motivasi dan pengembangan diri, saya suka juga
belajar tentang alam semesta, manusia, kehidupan, hewan-hewan dan tumbuhan.
Saya suka belajar biologi. Walaupun baru saya sadari sekarang bahwa pelajarang
biologi itu saya memang suka tapi bukan “gue
banget”. Saya suka biologi karena dulu masa SMA saya mengidolakan gurunya
waktu itu. Hingga saat saya kuliah saya ngambil jurusan BIOLOGI. WELCOME TO
BANDUNG, WELCOME TO KAMPUS.
Setelah lulus SMA akhirnya saya hijrah ke Bandung untuk
kuliah dengan jurusan Biologi. Masa-masa kuliahpun saya lalui dengan banyak
galaunya. Yah, sama seperti jaman
SMP/SMA bahwa adaptasi di masa-masa awal dan bersosialisasi dengan orang baru
adalah al yang membuat saya SANGAT TIDAK NYAMAN.
Saya fikir Biologi adalah hidup saya. Tapi lama-lama kuliah kok
saya malah merasa Biologi itu bukan bidangnya saya yah. Semasa kuliah saya
masih senang belajar tentang self
development, motivasi, pengembangan karakter. Alhamdulillah, semasa kuliah saya dapat menghadiri secara langsung
pengajiannya Aa Gym di Daarut Tauhid, amazing
karena Aa Gym adalah idola saya dari jaman SMA. Selain itu saya gabung di Halqoh yang banyak membahas tentang diri
dan pengembangan karakter. Saya juga mempunyai banyak idola baru seperti Ust.
Felix Siauw, Zamil Azzaini, Kang Furqon, Tere Liye, Murobbi saya Ust. Nazar,
Ust. Ferli, Ust. Dwi Condro, Syaikh Taqiyuddin, Syaikh Atho’ Abu Rushtah, Tung
Desem Waringin, Kang Reza, belakangan saya senang dengan para pengusaha sukses
seperti Steve Job, Kiyosaki, Ippho Santosa, Mas Mono, Reza maicih, Adam Nova, Ust
Yusuf Mansur saya suka banget, Bong Chandra, dan banyak banget yang lainnya.
Intinya saya sangat suka dengan tokoh-tokoh penceramah, motivator, dan
orang-orang sukses.
Akhirnya lulus juga kuliah BIOLOGI dengan IPK yang cukup
baik, 3.39. Tapi kok saya kurang tertarik bekerja di bidang biologi yah.. hmmm… Akhirnya saya melamar di Bank dan Alhamdulillah
lolos seleksi. Mulailah saya sebagai seorang Bankir. Selama bekerja di bank
saya bisa kompeten, menghasilkan uang, saya bisa bekerja dengan baik
sampai-sampai saya pernah menjadi Frontliner terbaik se Jakarta 2, meliputi Jakarta,
bekasai bogor, tangerang, Alhamdulillah.
Tapi kalau ditanya aakah saya “nyaman” kerja disana? jawabannya adalah TIDAK. Hampir
dua tahun berkarir di Bank saya belum bisa menemukan kenyamanan dalam bekerja
hingga akhirnya saya sangat ingin sekali keluar dari pekerjaan saya itu dan akhirnya
keluar juga saya dari Bank.
Saya fikir saya tidak nyaman karena saya bekerja di bank
konvensional sehingga bertabrakan dengan hati dan fikiran saya yang banyak menyimpan file-file keagamaan seperti
larangan riba yang sangat keras. Namun selama di bank saya masih berfikir,
untuk saya hidup dan bagaimana saya bisa bermanfaat dalam hidup ini. Saya
sempat berfikir bahwa mungkin di perbankan adalah hidup saya, tinggal saya
pindah bank saja ke Bank Syariah. Oleh karena itu, saya mulai kuliah lagi S2
ngambil jurusan yang bersebrangan dengan jurusan S1 Biologi Sains. S2 saya
ambil jurusan Ekonomi Syariah dengan pertimbangan saya akan hidup dan banyak
bermanfaat mungkin kalau saya berkarir di Bank Syariah.
Seperti belajar Biologi, kok lama-lama setelah saya belajar
ekonomi syariah saya berfikir, ini bidang kok rasanya bukan bidang yang gue banget yaa.. hmm… Saya merasa dua
kali salah jurusan hiks hiks.. Hingga
setelah saya keluar dari Bank saya mulai bekerja sebagai seorang guru di
sekolah alam, waktu terus berputar dan sekarang peran saya adalah seorang guru
dari anak-anak hebat bukan lagi seorang Bankir.
Tiga bulan menjadi guru, ada hal yang berubah dalam hidup
saya. Saya memberanikan diri melamar dan menikahi wanita yang sangat cantik
bagi saya, Syifa Zulfa Hanani. Istri saya yang sangat saya sayangi. Halloooow Mr. Yudi, kamu malah menikahi
orang disaat kamu sendiri bingung dengan pertanyaan-pertanyaan diatas yang
belum bisa kamu jawab, kamu malah menikai orang disaat kamu bingung kamu itu
mau jadi apa. Saya merasa diceramahi oleh diri sendiri. hehehe. Walau bagaimanapun saya sangat
bersyukur sekali Allah memberikan anugerah yang luar biasa dengan dihadirkannya
Syifa Zulfa Hanani sebagai pendamping hidup saya. I Love u my beloved wife :*
Peran saya sekarang adalah seorang guru dari anak-anak hebat
dan seorang suami dari istri yang sangat cantik. Menjadi seorang guru membuat saya
mulai mengetahui tentang dunia pendidikan. Tentang ilmu parenting, ilmu tentang
learning dan teaching, ilmu psikologi dan perkembangan anak, ilmu tentang
anak-anak berkebutuhan khusus (special
need) dan ilmu kecerdasan (intelligences).
Hingga saya mengetahui teori tentang Multilpe Intelligences yang dikemukakan oleh Howard Gardner. Dalam
teori ini dikemukakan bahwa semua orang atau semua anak itu cerdas di bidangnya
masing masing, setiap anak adalah unik dengan kecerdasannya masing-masing.
Gardner membagi kecerdasan menjadi 8 bidang yaitu Musikal, Visual, Logikal-Matematik, Linguistik, Naturalistik,
Kinestetik, Interpersonal, dan Intrapersonal.
Disini, di Sekolah alam bintaro, saya senang sekali dapat
mengetahui konsep-konsep penting tentang parenting, pengembangan karakter,
pendidikan, dan kecerdasan. Dalam teori Multiple
Intelligences saya merasa menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan saya
dari dulu. Oleh karena itu saya tertarik sekali untuk mempelajari tentang teori
itu dan kemarin malam saya sempat di test secara online gratis di www.mypersonality.info untuk
mengetahui sebenarnya saya berada di kecerdaasan yang mana.
Setelah di test dan ternyata hasilnyaaaaaaaaa, 90% saya itu
cerdasnya di INTRAPERSONAL. Loh,
hasil ini adalah hasil yang tidak saya prediksi sebelumnya karena awalnya saya
merasa saya adalah seorang Logikal-Matematik, saya merasa saya bisa pintar di
bidang matematika karena saya mempunyai kemampuan akademik yang cukup baik.
Akhirnya saya mencari-cari tentang kecerdasan
INTRAPERSONAL itu seperti apa dan ketika saya membaca-baca ternyata emang
INTRAPERSONAL itu adalah gue banget dan
saya merasa menemukan jawaban-jawaban dari pertanyaan yang membuat saya pusing
yang saya bawa dari masa remaja.
Saya menemukan jawaban kenapa saya itu malas dan cengeng
dari kecil, saya menemukan jawaban mengapa saya menyukai motivasi dan self development, saya menemukan jawaban
mengapa saya menyukai ceramah-ceramah, saya menemukan jawaban mengenai mengapa
saya sangat mengagumi orang-orang sukses, itu semua karena memang saya dominan
dalam kecerdasan INTRAPERSONAL.
Disini saya akan bercerita sedikit tentang kecerdasan
intrapersonal yang menggambarkan ini loh gue.
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan untuk memahami diri sendiri, kecerdasan
intrapersonal akan lebih bermanfaat bagi dalam menghadapi masalah-masalah
kehidupan, dan banyak tokoh ternama yang sukses berkat kecerdasan intrapersonal
tinggi yang mereka miliki.
Orang yang mempunyai kecerdasan intrapersonal ditandai
antara lain melalui kemampuan memahami perasaan diri sendiri, memahami situasi
yang sedang dihadapi dirinya sendiri, kemampuan mengendalikan diri dan
mengarahkan dirinya secara matang terutama ketika menghadapi konflik.
Orang dengan kecerdasan intrapersonal yang dominan juga
memiliki kemampuan menemukan cara atau jalan keluar untuk mengekspresikan
perasaan dan pemikiran secara tepat. Apabila menghadapi masalah pelik, ia juga
mampu memotivasi dirinya agar segera bangkit dan mendorong diri sendiri
mencapai cita-cita atau target diri. Dapat dipastikan, orang ini akan terhindar
dari konflik dalam diri, dan sukses menghadapi masa depan yang diperkirakan
penuh dengan masalah pelik.
Kecerdasan Intrapersonal sering disebut dengan kecerdasan
pribadi. adalah kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan untuk:
è
Mengenali kelebihan dan kekurangan diri sendiri
è
Kemampuan untuk menetapkan Tujuan Hidup (setting
goal)
è
Dan tentu saja kemampuan untuk melakukan
perubahan untuk mencapai tujuan hidupnya tersebut
è
Bekerja secara mandiri
è
Memahami eksistensi kehidupan kita di dunia ini
dalam hubungannya dengan Tuhan
è
Memahami aspek pribadi yang paling dalam,
seperti perasaan, emosi, proses berpikir, instropeksi diri, intuisi, dan
kebutuhan spiritual kita
Sedangkan ciri-ciri orang yang mempunyai kecerdasan pribadi
menonjol antara lain:
è
Orang ini sangat mandiri (jarang meminta
pertolongan orang)
è
Lebih suka menyendiri atau tidak terlalu
membutuhkan sosialisasi atau kehadiran orang lain (namun belum tentu dia tidak
bisa bergaul dengan akrab & hangat dengan orang lain lho!)
è
Orang ini juga suka berbicara mengenai impian,
tujuan hidup atau cita-citanya
è
Suka menulis buku harian atau diary
è
Suka membaca buku-buku otobiografi orang-orang
terkenal
è
Suka makan di tempat yang sama (restoran)
è
Suka berlibur di tempat yang terpencil atau jauh
dari keramaian
Akhirnya saya mengetahui jawaban pertanyaan-pertanyaan yang
saa cari semenjak kecil seperti:
è
Kenapa
saya malas terutama malas bergerak? -> Karena saya lebih suka menyendiri
dan berimajinasi tentang impian dan cita-cita saya, saya sibuk sendiri dengan
mendengarkan motivasi dan ceramah-ceramah atau membaca buku tentang
pengembangan diri.
è
Kenapa
saya cengeng dan sensitif? -> Karena orang intrapersonal memang
menghindari konflik perasaan. Saya sangat hati-hati terhadap perasaan orang
lain. Saat saya dimarahi, saat itu juga saya akan sangat merasa sangat bersalah
dan saya tidak akan membalas marah karena saya tahu betul gimana rasanya
dimarahi yang ga enak banget. Saya sangat memikirkan perasaan orang lain. Oleh
karena itu saat saya merasa salah saya malah menangis dan menganggap diri saya
ini bodoh karena melakukan kesalahan tersebut.
è
Kenapa
teman saya sedikit dan saya sulit bersosialisasi? -> Saya sangat sedih
sekali dari dulu karena saya mempunyai kemampuan bersosialisasi yang jelek
bahkan sangat takut untuk bertemu teman yang baru semasa sekolah dan saya ingin
memperbaiki itu semua dari dulu. Namun sekarang saya menyadari bahwa saya tidak
butuh banyak teman, yang saya butuhkan adalah sedikit sahabat sejati yang bisa
diajak berdiskusi tentang pengembangan diri. Sekarang saya menyadari bahwa
yasudahlah, kenyataannya memang saya tidak mempunyai banyak teman.
è
Kenapa
saya menyukai belajar tentang pengembangan diri dan motivasi? -> karena
saya cerdas dibidang itu, saya merasa kecerdasan INTRAPERSONAL saya dominan
sehingga saya menemukan bahwa karir yang tepat bagi saya justru adalah sebagai
Penceramah, penasihat perkawinan atau hubungan, Motivator, Filusuf, Guru
Bimbingan Konseling, Psikolog, Konsultan, wirausaha, dll.
Akhirnya saya
menemukan jawaban kenapa saya tidak nyaman menjadi seorang Bankir.
Saya baru menyadari juga bahwa
kuliah saya itu salah jurusan. hehehe.. Kalau
saya menyadari ini dari dulu mungkin saya akan mengambil jurusan psikologi. hehehe…
Alhamdulillah.. Walau bagaimanapun sekarang saya merasa sangat
bersyukur kepada Allah swt atas kehidupan ini. Atas semua karunia dalam hidup
saya. Di sisa hidup ini semoga saya mampu berperan dan bermanfaat bagi banyak
orang di bidang yang gue banget.
Ini adalah kisah dan cerita tentang
kehidupan gue, gimana dengan hidup loe? hehehe…
Thanks a lot for:
è
Allah SWT,
è
Nabi Muhammad Saw, keluargany, serta para
sahabat, tabi’in, tabi’it tabi’in, para syaikh dan para 'ulama
è
my beloved wife Syifa Zulfa Hanani
è
orang tua dan keluarga saya
è
guru-guru saya dari saya balita hingga
sekarang
è
“sedikit” sahabat saya